Minggu, 29 Maret 2015

John Wick (2014) – Akhirnya Keanu Reeves Kembali ke Jalan yang Benar

John Wick (Keanu Reeves) adalah mantan pembunuh bayaran yang tengah berduka akibat kematian istri tercintanya. Selepas pulang dari pemakaman istrinya, ia mendapatkan paket berisi seekor anak anjing yang lucu yang ternyata disiapkan istrinya untuk menemani hari-hari John. Belum selesai ia berduka, rumahnya diserang oleh Iosef Tarasov (Alfie Allen), mencuri mobil dan membunuh anak anjingnya. John pun tak tinggal diam dan menyusun rencana balas dendam.

Simpel, padat, singkat, dan disaat yang bersamaan ia mampu tampil sangat efektif dan memikat untuk sebuah film solo action dengan tema balas dendam yang sudah usang. Jika Taken punya Liam Neeson yang semakin tua semakin menjadi, dan The Equalizer dikuasai oleh Denzel Washington dengan pesonanya yang kuat, maka John Wick memiliki Keanu Reeves, sang mesin pembunuh kharismatik. Dengan tatapannya yang dingin dan nyaris tanpa emosi, ia merupakan sosok anti-hero dengan segudang pengalaman yang membuat setiap yang mengenalnya akan sangat berhati-hati dan berusaha untuk tidak mencari masalah dengannya.


David Leitch dan Chad Stahelski adalah dua orang yang berhasil membuat John Wick tampil begitu cepat, stylish, dan liar dengan tingkat kebrutalan dan koreografi paling keren yang mungkin hanya The Raid 2: Berandal yang bisa mengalahkan John Wick. Welcome back, Keanu.

Skor: 9/10

Jumat, 06 Februari 2015

Whiplash (2014) – Tempo, Kecepatan, & Darah

Andrew Neymann (Miles Teller) terobsesi untuk menjadi sosok yang hebat di dunia musik. Dengan memilih drum sebagai alat musik favoritnya, ia masuk ke sekolah musik Shaffer Conservatory. Tempat dimana ia bertemu dengan konduktor berkepala plontos, Terence Fletcher (J.K. Simmons) yang melihat bakat dia dalam bermain drum dan mengajaknya untuk berlatih dan masuk ke kelas jazz-nya, tanpa ia menyadari kalau metode latihan Fletcher sangat keras. Latihan yang tidak hanya menguras fisik namun juga meneteskan air mata dan darah.

Saya tidak menyangka film ini bisa tampil menghentak secepat gebukan drum sang tokoh utama. Ceritanya memang simpel, tentang seseorang yang beranjak from zero to hero, tetapi hasilnya sungguh di luar dugaan. Menghentak dan meledak-ledak. Brutal seperti cara mengajar Fletcher yang membabi buta dan mengeluarkan sumpah serapah tanpa ampun yang diperankan oleh J.K. Simmons dengan sangat sempurna. Liar seperti ayunan stick Neymann di atas drum. Ya, Miles Teller sang protagonis utama berakting bagus dalam memerankan seorang pemuda yang ingin menonjolkan permainan drumnya. Raut wajah lesu, letih, dan marah berhasil ia tampilkan dengan sangat natural. Tapi superstar di film ini jatuh ke J.K. Simmons yang tampil sempurna sebagai konduktor sinting yang sangat gila dalam mengajarkan bagaimana menciptakan tempo-tempo yang sempurna menurutnya.


Sang sutradara, Damien Chazelle berhasil menghadirkan tontonan jazz yang penuh energi namun tetap tampil sederhana dengan narasinya yang simpel namun sanggup ia padatkan dan kembangkan untuk kemudian ia berhasil mempermainkan emosi penontonnya. Seperti rollercoaster, ia terkadang tampil kalem saat hadir tanpa drumnya dan sedetik kemudian ia bisa meledak-ledak bersamaan dengan dimulainya sesi menabuh drum. Outstanding.

Skor: 9,5/10

Senin, 02 Februari 2015

Nightcrawler (2014) – Jurnalisme Yang Kebablasan

Lou Bloom (Jake Gyllenhaal) adalah seorang pencuri bahan bangunan (atau apapun asalkan bisa menghasilkan uang). Saat perjalanan pulang setelah menjual hasil curiannya, ia melihat kecelakaan dengan korban seorang wanita. Kejadian itu memperkenalkannya dengan pemburu berita bernama Joe Loder (Bill Paxton) yang meliput kecelakaan itu dan menjual video liputannya ke kantor berita manapun yang bersedia membayar dengan harga tinggi. Lou pun beralih profesi menjadi pemburu berita dengan berbekal camcorder dan scanner polisi demi mendapatkan berita kriminal yang bisa ia jual kepada Nina (Reene Russo), seorang produser berita pagi di salah satu stasiun televise L.A.

Ini bukan spin-off karakter mutant X-men yang memiliki kemampuan teleport. Ini tentang reporter freelance yang melakukan segala cara agar bisa mendapatkan berita kriminal tentang pembunuhan, perampokan, pembajakan atau apapun yang menampilkan korban dengan banyak darah dan bisa menaikkan rating acara berita paginya. Bahkan ia tak segan mencemari tempat kejadian perkara dan agak merubah sedikit situasi yang terjadi demi mendapatkan berita yang dramatis.

Nightcrawler menjadi sajian crime thriller yang sangat menegangkan sekaligus menyenangkan di penghujung tahun 2014. Ia menampilkan sisi gelap dunia jurnalistik dengan orang-orang di belakang layar yang haus akan penderitaan masyarakat sekitar untuk dijadikan bahan berita pagi bagi para penontonnya yang sedang menikmati roti dan kopi panasnya saat sarapan.


Jake Gyllenhaal tampil sangat bagus disini. Dengan tubuh kurusnya dan muka pucatnya, ia menjelma menjadi seorang psikopat berkedok reporter yang rela melakukan segala cara, bahkan cara yang paling gila sekalipun agar bisa menjadi yang pertama meliput kejadian kriminal. Wajib tonton.

Skor: 8/10

Rabu, 07 Januari 2015

Stand By Me Doraemon (2014) – Arti Teman Lebih Dari Sekedar Materi

Nobita (Megumi Ohara), bocah kikuk, pemalas, penakut yang selalu dikerjai oleh Giant (Subaru Kimura) dan Suneo (Tomokazu Seki). Bocah yang selalu mendapat nilai nol di tiap mata pelajarannya ini juga menyukai teman sekelasnya yang berwajah manis, Shizuka (Yumi Kakazu). Semua kekurangan dan kesialan yang selalu menghampirinya membuat anak laki-laki bernama Sewashi (Yoshiko Kamei), yang merupakan cucu dari cucu Nobita di masa depan datang dengan menggunakan mesin waktu dari abad ke-22 dan muncul lewat laci meja belajar Nobita bersama dengan robot kucing ajaib dengan kantong ajaibnya yang bisa mengeluarkan segala benda yang nantinya dipergunakan untuk menolong Nobita, Doraemon (Wasabi Mizuta).

Misi utama Sewashi adalah untuk membantu memperbaiki kehidupan Nobita menjadi lebih baik, yang akan mengubah apa yang terjadi di masa depan termasuk menghindari Nobita dari pernikahan dengan perempuan yang ia takuti. Dan untuk menjalankan misinya itu, Sewashi menugaskan Doraemon untuk tinggal bersama Nobita dan membantu Nobita menemukan kebahagiaan yang dicarinya.

Bagi kita yang besar di era 90-an, Doraemon adalah fenomena yang luar biasa. Karakter rekaan Fujiko Fujio ini menjadi bagian dari hidup kita yang lahir dan tumbuh bersamanya. Yang membuat kita saat kecil dulu rela bangun pagi dengan mata yang masih kayak bulan sabit hanya untuk menunggu serial animasinya tayang jam 8 pagi di salah satu tv swasta. Sebenarnya, Doraemon sudah pernah difilmkan 35 kali, tetapi Stand By Me Doraemon terasa sangat spesial karena untuk pertama kalinya Doraemon tampil dalam wujud animasi 3D. Kualitas 3D yang ditawarkan memang tidak memiliki detil yang luar biasa seperti animasi 3D keluaran Dreamworks atau Pixar, namun Stand By Me Doraemon mampu menghadirkan pengalaman sinematik modern yang sangat menghibur dengan tone warna-warna yang ceria dan meriah.

Bagi mereka yang sama sekali tidak mengenal Doraemon tentu akan susah untuk meraih chemistry dengannya karena perkenalan karakter di film ini terbilang singkat. Namun sang sutradara, Ryuichi Yagi dan Yamakazi yang yakin dengan kepopuleran Doraemon, percaya kalau lebih banyak penonton veteran ketimbang penonton barunya.

Stand By Me Doraemon telah memberikan saya (dan pasti kalian juga) kenangan indah bagi generasi 90-an yang tumbuh besar bersamanya. Sebuah cerita tentang persahabatan, perjuangan merubah nasib, dan tiupan sepoi-sepoi benih asmara yang kita kenal dulu dengan sebutan cinta monyet. Drama komedi yang penuh aksi komikal dan selalu berhasil memancing tawa dan pahitnya perpisahan dengan orang yang sangat berarti bagi kita. Arigato Doraemon. Arigato Nobita.

Skor: 8/10